Monday 1 November 2010

Percikan kesedihan sumber kekuatan dan kebahagiaan

Bismillah...
Assalamualaikum wbt


Terkejut dengan tajuk kali ni??? bunyiknye cam bombastik gituw kann?? hehe..
Tapi itula topik yang saya rasa besst untuk dikongsi bersama...hehe
Saya pernah terbaca, satu ayat yang membuatkan saya terfikir tentang maksud di sebaliknya..
Ayatnya berbunyi:
"gaya penulisan seseorang itu boleh melambangkan perasaaan, keadaan dan pemikiran penulis ketika itu".


Dan saya rasa ada benarnya kata-kata ini. Bagaimana penulisan saya selepas ini boleh melambangkan dan menggambarkan perasaan saya ketika ini. Hohoho.. 


Sudah bersedia untuk memasuki mode serius???HAHA


LET'S BEGIN (ala-ala intonasi anastasia yang ajar probability tu..huhu)


Sedih? Sedih terdiri dari dua suku kata yang apabila dilafazkan akan keluarlah dari mulut kita "se" dan kemudiannya "dih".. Bagaimana setiap manusia mengekspresikan kesedihannya itu, bergantung kepada bagaimana dia dapat mengawal kesedihannya itu. Kalau yang tak pandai nak kawal emosi sedih nya itu, memang monyok habis la mukanya, tapi kalau yang pandai kawal emosi sedihnya itu, fullamak,, powerr habisla..hehe


Makhluk Allah yang manakah yang tidak pernah merasai kesedihan? Hatta burung di langit dan ikan di laut akan turut merasai kesedihan. Cuba kita imbas kembali bagaimana kisah Nabi Musa yang sedih ketika saat pemergiannya ke gunung Sinai, kaumnya kembali membuat anak patung sapi dan menyembah kembali ukiran mereka itu;


"Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia : "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?" Dan Musa pun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata : "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim."
( Al-A’raaf : 150).



Nabi Allah ini pun turut merasai kesedihan apatah lagi kita sebagai manusia biasa ini. Tetapi saya rasa, jangan jadikan kesedihan kita ini sebagai jalan kepada emosi dan nafsu kita untuk dikuasai oleh syaitan, dan akhirnya kita akan jatuh lemah kepada musuh kita sendiri. Pernahkah kita terfikir, jika kita terlalu larut dalam emosi kesedihan, maka kesedihan itulah yang akan menjadi besar dan akan mengecilkan hati dan fikiran kita yang mana akan menghanyutkan kita bahkan kufur pada Allah. Akan tetapi jika kita merasakan kebahagian dari apa pun yang terjadi pada diri kita, maka Allah akan membesarkan hati dan yang besstt lagi, iman kita sekali yang akan dapat mengecilkan segala sesuatu yang dapat merubah diri kita menjadi makhluk hina di hadapanNya.


Suka untuk saya berkongi dua ayat yang saya rasa bestt bila baca ketika sedih;


"Sungguh, kami telah menciptakan manusia berada dalam keadaan susah payah".[90:4]


"Allah lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu dari keadaan lemah itu menjadi kuat,kemudian Dia menjadikan kamu setelah kuat itu, lemah kembali, dan beruban. Dia menciptakan apa yang dia kehendaki, Dan Dia maha mengetahui maha berkuasa."[30:54]


Allah telah menceritakan kepada kita, setiap antara kita memang diciptakan dalam keadaan susah payah dan lemah. Tetapi, pada satu saat, kita akan kuat kembali. Tetapi kita akan kembali semula lemah. Di saat lemah itula, manusia biasanya akan kembali kepada fitrah mereka, mencari Tuhan yang disembah untuk beroleh kekuatan kembali. Saya amat takut kalau-kalau saya adalah orang yang hanya mencari Allah ketika lemah.. Nauzubillah,, apa pun, kita cuba letakkan Allah sumber utama kita dalam setiap tindak tanduk kita..insyaAllah..huhu


Pada pandangan saya, kesedihan akan mendorong seseorang itu untuk lebih kuat dan mencari sumber-sumber yang boleh memberikan kebahagiaan kepadanya. Tetapi, tidak dinafikan, air mata mereka akan mudah mengalir dalam proses mencari kekuatan itu kembali. Oleh kerana itu, ingatlah bahawa belakang kita terdapat kekuatan yang tak ada batasnya, iaitu Allah swt  dan di depan kita akan tumbuh dan terpancar sinar kegembiraan serta di samping kanan dan kiri kita terdapat kesempatan yang tak mungkin habis oleh kemampuan kita untuk berbuat dan melaksanakannya..


Huhuhu,,pening kah anda??? maaf ye,, entry kali ini agak serius..apa yang ditaip lahir dari hati yang lemah ini, dan paling dekat dengan telinga sendiri. Moga-moga entry saya ini bermanfaat untuk diri saya juga dan  untuk kalian jugaa...


akhir kata;


"Berita gembira di dunia ialah pada saat mati,saat para malaikat mendatangi mereka sambil membawa rahmat dan berita gembira dari Allah. Sedangkan di akhirat ialah saat keluarnya jiwa orang Mukmin, saat naik kepada Allah." [Ibnu Abbas]


wallahualam..


wassalam..
~teh o ais~


p/s: maaf ye kalau ayat berbelit-belit..:)




No comments:

Post a Comment